Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP) telah memutuskan untuk mengakhiri tahun dengan tingkat kebijakan utama tidak berubah, bahkan ketika memperkirakan inflasi berada di atas target pemerintah untuk tahun ini dan tahun depan.
Gubernur BSP Benjamin Diokno pada hari Kamis mengatakan Dewan Moneter bank sentral memutuskan untuk mempertahankan suku bunga kebijakan – fasilitas pembelian kembali semalam di 2,0%, fasilitas deposito semalam di 1,5%, dan fasilitas pinjaman semalam di 2,5%.
Diokno mencatat bahwa perkiraan dasar terbaru untuk tahun ini dan berikutnya tetap sedikit lebih tinggi, dengan bank sentral sekarang memperkirakan inflasi mencapai 4,4% tahun ini, lebih tinggi dari 4,3% yang diperkirakan sebelumnya.
BSP juga menaikkan ekspektasi inflasi untuk 2022 menjadi 3,4%, lebih cepat dari perkiraan semula 3,3%. Prospek 2023 dipertahankan pada 3,2%.
Ini juga lebih tinggi dari target inflasi pemerintah sebesar 3% ± 1% yang ditegaskan Komite Koordinasi Anggaran Pembangunan (DBCC) minggu ini.
“Risiko kenaikan terkait terutama dengan dampak potensial dari berlanjutnya kendala pada pasokan bahan makanan utama dan petisi untuk kenaikan tarif transportasi,” kata Diokno dalam briefing virtual setelah pertemuan kebijakan.
“Permintaan global yang kuat di tengah kemacetan rantai pasokan yang berkepanjangan juga dapat memberikan tekanan lebih lanjut pada harga komoditas internasional,” tambahnya.
Inflasi tercatat sebesar 4,2% di bulan November, lebih lambat dari 4,6% yang tercatat di bulan sebelumnya. Hal ini membawa inflasi rata-rata year-to-date menjadi 4,5%.
“Penerapan intervensi nonmoneter yang efektif untuk memastikan kecukupan pasokan pangan dalam negeri harus berkelanjutan guna memitigasi potensi tekanan sisi penawaran terhadap inflasi,” kata Diokno.
Dalam pengarahan yang sama, Diokno mengatakan munculnya varian COVID-19 baru terus menimbulkan risiko penurunan terhadap prospek pertumbuhan dan inflasi, tetapi mencatat bahwa pertumbuhan tampaknya “berada di landasan yang lebih kuat.”
Ke depan, Diokno mengatakan bank sentral akan terus mendukung perekonomian sambil memantau potensi risiko inflasi di masa depan.
“Pada keseimbangan, Dewan Moneter melihat ruang yang cukup untuk tetap sabar pada tuas kebijakan BSP karena lingkungan inflasi yang terkendali,” katanya.
“Pada saat yang sama, risiko penurunan terhadap pemulihan ekonomi berasal dari munculnya varian COVID-19 baru serta potensi pengetatan kondisi keuangan global.” —KBK, Berita GMA
Posted By : hk hari ini keluar